Mengenang Maleo, Mobnas Pertama Indonesia

Written by Akhyari Hananto Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
4 replies

 

Akhyari Hananto

Indonesia sudah lama mampu memproduksi mobil di dalam negeri, mulai dari mendesain, memproduksi kompunen, dan merakitnya menjadi mobil siap jalan, sudah bisa dilakukan di Indonesia. Namun memang belum pernah ada mobil yang ‘berani’ memakai brand Indonesia. Kita pernah punya Timor dan Bimantara yang diambil dari platform Kia Sephia dan Hyundai Accent.

Sebelum itu, ada mimpi yang belum sempat terwujud, yakni mobil nasional bernama ‘Maleo’  yang akan dikembangkan bersama dengan produsen mobil legendaris asal Inggris, Rover. Nama Maleo sendiri adalah nama burung dengan nama ilmiah Macrocephalon maleo yang menjadi satwa endemik Sulawesi, artinya hanya bisa ditemukan hidup dan berkembang di Pulau Sulawesi, Indonesia. Mobnas ini mulai disebut-sebut akan dikembangkan pada 1993.

Rencananya, Rover akan mengirim mobil tersebut langsung dari pabriknya di Inggris dengan platform mobil sedan Rover, dan oleh Indonesia nantinya akan dirancang bangun dengan komponen-komponen dalam negeri yang dikembangkan oleh Pindad, IPTN, INTI, LEN, dan Krakatau Steel. Rencananya, mobil Maleo akan resmi mengaspal pada 1994, dan diproduksi massal di Indonesia pada  1997.

Sedan Maleo bermesin 1.200 CC dan direncanakan menggunakan komponen lokal 60 persen itu akan dibanderol seharga Rp 25 juta (harga waktu itu). BJ Habibie, yang waktu itu menjabat sebagai Menristek, menyatakan bahwa di masa depan , Maleo akan dikembangkan tidak lagi berbahan bakar bensin, tapi hidrogen.
Tahapan pengembangan mobil Maleo ini menarik perhatian karena hampir seluruh spesifikasi sudah bisa dijelaskan secara rinci. Maleo untuk tahap pertama akan  diproduksi 1.200 cc, dengan 80 PS dan tiga silinder. Mobil ini mempunyai kemampuan kecepatan sampai 140 km per jam. Mesinnya pun dibuat sedemikian canggih sehingga bisa irit bahan bakar dan tidak menimbulkan polusi.  Habibie juga menyampaikan bahwa Maleo akan menggunakan engine dari  Ford dan General Motor untuk menggarap engine yang bisa dikendalikan secara elektrik.

 

Proyek mobnas Maleo mulai marak dibicarakan sejak 1994, ketika Komisi X DPR mengusulkan kepada Menristek Habibie agar membuat mobil sendiri dengan berpijak pada industri pesawat terbang yang telah berkembang pesat lebih dulu. Usulan DPR tersebut disampaikan Habibie kepada Presiden Soeharto. Menurut Habibie, Pak Harto tidak berkeberatan. Usulan terus bergulir. Menristek lalu mengadakan kajian iptek guna merealisasikan mobnas Maleo. Sayang, mobil tersebut tak pernah sampai mengaspal di jalanan Indonesia karena jatuhnya pemerintahan orde baru.

 

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ