By Esti Durahsanti

Beberapa tahun lalu saya bergabung dengan kawan-kawan Tunas Hijau Surabaya untuk menyaksikan presentasi 11 tim yang beranggotakan anak-anak yang rata-rata berusia 9-12 tahun dari 11 sekolah di Surabaya memaparkan program ecopreneurship yang dijalankan di sekolah masing-masing. LSM Tunas Hijau yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan memberikan workshop kepada guru dan siswa terpilih tentang cara mengembangkan bisnis yang berwawasan lingkungan dan pendampingan setiap bulan kepada siswa yang berminat. Di final, setiap tim dari masing-masing sekolah mempresentasikan bisnis dan produk mereka, bahkan termasuk laporan keuangannya! Bermodalkan kebaikan hati Kepala Sekolah SMA 16 Surabaya, ibu Sri Widiati yang bersedia meminjamkan aula sekolah SMA 16, acara final berlangsung sederhana tapi tetap meriah.

Soal kreativitas.. jangan ditanya.  Komentar saya hanya WOW!

Hampir semua tim punya cara kreatif memanfaatkan sampah kering dan basah di sekolah mereka. Dari bisnis paling sederhana membuat bank sampah kering dan menjual ke pengepul, sampai membuat sandal, gantungan kunci, tempat pensil, taplak meja, tatakan gelas, dan puluhan produk lain dari produk daur ulang yang super kreatif.

Contohnya: tim dari SDN Klampis Ngasem yang membuat tempat pensil berbentuk tokoh game populer Angry Birds dari kertas bekas sampul kartu perdana telepon seluler. Ketika ditanya mengapa Angry Birds yang dipilih, wakil tim SD Klampis menjawab dengan mantap, karena Angry Birds sedang populer sehingga mudah menjualnya. Pinter! Tim dari SDK Santa Maria, menunjukkan produk gantungan kunci dari kain flanel bekas yang cara pembuatannya dipelajari via You Tube, dan mereka pun mendemonstrasikan kecanggihan mereka membuat pola sampai menjahit dalam hitungan menit.

Soal pemasaran,  canggih! Mulai dari konvensional door-to-door dari kelas ke kelas selama jam istirahat, door-to-door rumah ke rumah setelah pulang sekolah, pameran di sekolah, bahkan sampai menggunakan group blackberry seperti yang dilakukan SD Santa Theresia I. Ada juga tim yang menggunakan metode flyers untuk mengiklankan produk mereka, meski sangat sederhanan.

Pembukuan? Ha ha ha, saya terkesan tetapi sekaligus tertawa. Setiap tim punya sistem pembukuan masing-masing yang sangat sederhana dan mungkin tak berdasar prinsip akuntansi modern. Simply pencatatan uang masuk dankeluar, penjualan produk, serta tak lupa, catatan hutang dari pembeli yang masih mencicil! Saya tak bisa menahan tawa ketika melihat catatan bahwa si X masih berhutang sejumlah uang (tak sampai 1.500 rupiah) untuk sebuah produk daur ulang dari salah satu team, dan jangan salah, yang berhutang pun menandatangani pernyataan hutangnya! Sebuah pelajaran kejujuran.

Lalu untuk apa keuntungannya? Rata-rata tiap tim menyimpan keuntugan dalam bentuk tabungan atau untuk meningkatkan modal, tapi favorit saya adalah tim yang menggunakan keuntungan untuk membeli buku-buku baru yang tidak tersedia di perpustakaan sekolah dan kemudian menyewakan kepada teman-temannya untuk mendorong minat baca. Canggih kan???

Hampir 3 jam lebih saya dibuat terperangah, malu pada diri sendiri, tetapi bangga luar biasa kepada anak-anak belia yang punya kreatifitas, visi bisnis, dan terpenting semangat untuk melakukan sesuatu. Saya bangga terhadap guru yang dengan sabar menjadi pembimbing, penyemangat, atau bahkan sekedar mendampingi (karena hampir semua tim sudah berjalan mandiri tanpa campur tangan dalam dari gurunya). Saya salut dan angkat topi untuk teman-teman Tunas Hijau yang tak kenal lelah berkeliling ke sekolah-sekolah memperkenalkan ide ini dan melakukan pendampingan. Tapi yang terpenting saya lega dan optimis, 10-15 tahun lagi, sekitar 100-an siswa dari 11 sekolah ini akan menjadi pebisnis masa depan Indonesia.

Pebisnis yang tak sekedar cari untung, tetapi pebisnis yang punya tanggung jawab menjaga lingkungan hidupnya, dan tak kalah penting, menjadi pebisnis yang jujur!

Semoga!!

Ditulis untuk Good News from Indonesia oleh Esti Durahsanti, email : [email protected]

Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook ...
READ NEXT
BACK TO TOP
Startup-startup terbaik Indonesia
Startup-startup terbaik Indonesia
INFOGRAFIS 4 hours ago
Dolo-dolo Bagi para Pemburu Gerhana Matahari Total di Tidore
Dolo-dolo Bagi para Pemburu Gerhana Matahari Total di Tidore
Tak hanya menyiapkan berbagai fasilitas dan acara untuk wisatawan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara telah menyiapkan sebuah tradisi budaya. Mereka akan menyuguhkan tradisi dolo-dolo kepada para wisatawan mancanegara saat Gerhana Matahari Total (GMT) berlangsung.Dolo-dolo merupakan sebuah tradisi budaya yang biasa dilakukan ketika terjadi gerhana matahari atau
Danau ini Simpan "Buku Sejarah" Iklim Terlengkap di Nusantara
Danau ini Simpan "Buku Sejarah" Iklim Terlengkap di Nusantara
Danau Towuti di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, menyimpan "buku sejarah" iklim terlengkap di Indonesia. "Buku sejarah" itu berupa lapisan-lapisan sedimen yang berada di dasarnya.
Inilah 9 Danau Terbesar Di Indonesia
Inilah 9 Danau Terbesar Di Indonesia
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air, baik air tawar maupun asin, yang keseluruhan cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Karenanya untuk menentukan ukuran (besarnya) danau perlu memperhatikan paling tidak dua aspek yaitu luas permukaan dan volume air. Jumlah danau di Indonesia mencapai ribuan. Menurut data Kementerian Lingkungan
Inilah Masjid Tertua di Kalimantan Barat yang Indah
Inilah Masjid Tertua di Kalimantan Barat yang Indah
Masjid ini dahulu pernah direnovasi oleh Sultan Muhammad Sjafiuddin II. Lokasi masjid sebelumnya merupakan kediaman Sultan Umar Akamuddin I (1708-1732M) yang kemudian berubah fungsi menjadi sebuah mushola. Inilah Masjid Jami Kesultanan Sambas yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Barat. Pemberian nama masjid ini dilakukan oleh Sultan Muhammad Sjafiuddin II. Masjid ini
Sajian Istimewa dari Tanah Rempah
Sajian Istimewa dari Tanah Rempah
Sejak dahulu tanah Maluku terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya. Masyarakat Maluku bahkan pandai untuk memodifikasi atau meracik berbagai ragam kuliner mulai dari makanan hingga minuman dengan bahan dasar rempah. Ragam kuliner tersebut menghasilkan sajian istimewa nan khas yang mampu menggugah selera setiap orang yang mencicipinya.