Cahaya itu ada di sekitar kita
Suatu hari, saya terpaku membaca sebuah tulisan di koran Jawa Pos, tentang sekelompok anak-anak muda yang meluangkan banyak waktu, tenaga, pikiran, dana, dan semuanya, untuk menolong anak-anak jalanan yang lama termarjinalkan. Anak-anak muda ini tergabung dalam gerakan Rumah Pintar Matahari (RPM), memberikan pendidikan dan berbagai bantuan lain kepada anak-anak pemulung, pengemis, maupun mereka yang secara ekonomi kurang mampu. Satu hal yang paling penting yang diberikan RPM kepada mereka adalah harapan akan masa depan, dan kepercayaan diri akan kemampuan mereka menghadapi masa depan.
Sebuah usaha mulia yang patut kita teladani bersama.
Rumah Pintar Matahari telah membantu puluhan anak jalanan/yatim/piatu/terlantar yang ada di Surabaya. Mereka merupakan anak-anak para pemulung , pengemis, maupun tukang becak yang berada di wilayah bantaran sungai Kalimas Jembatan Merah. Selain membantu anak-anak marginal yang tinggal di daerah bantaran sungai Kalimas, Rumah Pintar Matahari juga membantu anak-anak marginal yang tinggal di kawasan ‘merah’ daerah Bangunsari dan Tambak Asri. Mereka mendapat bantuan memperoleh akses dan prasarana pendidikan, pembinaan minat-bakat, pelayanan kesehatan, makanan sehat, serta beberapa kebutuhan dasar lainnya.
Sebagian dari anak-anak binaan yang tinggal bersama orang tuanya, masih harus menerima kenyataan dipekerjakan/dieksploitasi untuk ikut menopang ekonomi keluarga, dengan menjadi pengemis, pengamen, pemulung (ikan, bawang), dan ojek payung. Namun ada juga sebagian orang tua yang membebaskan anak-anaknya untuk tidak lagi bekerja di jalanan, dan bahkan menyerahkan pengasuhan pada pengurus rumah singgah. Beban ekonomi yang berat, tempat tinggal yang tidak layak (di gubug bantaran sungai), buruknya pengaruh lingkungan tempat tinggal , dan faktor kekerasan yang pernah dialami anak, adalah sebagian alasan orang tua merelakan anaknya untuk tinggal dan dalam pengasuhan rumah singgah.
Di rumah kontrakan yang beralamat di Krembangan Jaya Selatan I /39 itulah kini, beberapa kegiatan pembinaan anak marginal berlangsung. Mulai pendampingan belajar, beribadah, pelatihan ketrampilan, wirausaha, tari, nasyid (kelompok musik dengan lagu islami), serta fotografi. Semua pengajarnya adalah pengurus rumah pintar dan para relawan yang professional di bidangnya. Selain itu, anak-anak juga digembleng dalam berbagai bidang olah raga yang dikuasainya seperti sepak bola, futsal, dan renang. Penguatan skill ini dimaksudkan untuk mengangkat prestasi anak dari sisi di luar akademik. Rendahnya motivasi untuk rajin bersekolah dan rendahnya dukungan orang tua, hingga kini masih menjadi kendala anak-anak berprestasi di bidang akademik . Penguatan skill/minat bakat, adalah salah satu upaya Rumah Pintar Matahari untuk mendorong rasa percaya diri dan prestasi anak agar sikap diskriminatif yang kadang mereka terima di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat bisa lambat laun terkikis.
Bukan hal yang mudah mendidik anak-anak istimewa ini untuk bisa disiplin, bersikap sopan santun, saling menghormati, dan mengasihi orang lain. Tentu saja, ini karena mereka telah bertahun-tahun dibesarkan dalam lingkungan dan pola asuh orang tua yang salah. Mengumpat, memaki, dan memukul adalah kebiasaan yang awalnya masih lekat dengan anak-anak binaan Rumah Pintar Matahari. Alhamdulillah, lambat laun kebiasaan ini berkurang dengan diterapkannya tindakan kedisiplinan yang mendidik Kini diantara mereka ada yang sudah bisa saling mengingatkan temannya untuk tidak melakukan kesalahan.
Dalam hal pelayanan kesehatan, Rumah Pintar Matahari memiliki program pemeriksaan rutin kesehatan anak-anak. Dari hasil pemeriksaan kesehatan tersebut , ditemukan beberapa penyakit yang mayoritas diderita anak-anak, seperti penyakit kulit, telinga (congek), amandel, kerusakan gigi, dan tipes.
Pada kasus anak dengan penyakit yang butuh penanganan khusus, seperti gizi buruk dan infeksi paru (TBC), anak binaan di rujuk ke rumah sakit pemerintah untuk mendapat pemeriksaan dan penangan intensif serta lanjutan, dengan pendampingan pengurus/relawan Rumah Pintar Matahari. Kasus gizi buruk dan infeksi paru (TBC) ini dialami salah seorang anak binaan, yang tinggal di luar rumah singgah. Asupan makanan/minuman bergizi pun secara rutin diberikan. Dan Alhamdulillah, kini sudah ada perkembangan positif_kondisi paru-parunya yang semakin membaik.
Banyak suka duka saat membantu dan mendampingi anak-anak yang hidupnya kurang beruntung ini. Selain berhadapan dengan anak yang sebagian masih memiliki motivasi maju yang rendah, karakternya keras dan susah diatur, para pengurus juga kerapkali dihadapkan dengan karakter orang tua yang sama dengan anak-anak mereka. Meski masalah klasik, persoalan dana juga masih kerap menjadi kendala bagi Rumah Pintar Matahari. Hingga kini, dana operasional per bulan yang dikeluarkan, tidak sebanding dengan dana yang diterima dari para donatur rutin. Tak jarang untuk mendapatkan pemasukan tambahan, para relawan/pengurus mengikuti bazar dari satu tempat ke tempat lain untuk menjual produk kerajinan anak-anak maupun produk olahan makanan (abon ikan) hasil pemberdayaan pada orang tua anak binaan.
Beberapa impian tentang anak-anak, orang tuanya, serta Rumah Pintar Matahari ke depan, belumlah semua terwujud. Mimpi indah yang selalu terlukis di pikiran para pengurus/relawan adalah Rumah Pintar Matahari bisa memiliki rumah sendiri untuk tempat tinggal/singgah anak-anak binaan, yang sebagian orang tuanya tuna wisma. Impian lainnya adalah, memiliki usaha ekonomi yang besar dan maju untuk memberdayakan orang tua anak-anak binaan. Dengan ijin Allah, semoga suatu saat impian indah ini bisa terwujud.
Bagi Anda yang ingin membangun impian indah bersama Rumah Pintar Matahari untuk saudara-saudara kita yang dhuafa, silahkan datang di:
rumah singgah Rumah Pintar Matahari di Krembangan Jaya Selatan I / 39, telepon 031-3550135 atau di kontak HP 081252841041. Bila berkenan mengirimkan bantuan dana, bisa dikirimkan melalui rekening Rumah Pintar Matahari melalui Bank Jatim 0372158557 a/n Rumah Pintar Matahari, atau Bank Mandiri, 1400012565348 a/n Aristiana P Rahayu. Terima kasih.
Comment 1