Categorized | Artikel, MSN, Trend

Antara Kemacetan dan Kemakmuran

Dalam sebuah diskusi di Manila, saya ditanyai oleh salah seorang warga Manila yang baru saja mengunjungi Jakarta. Pertanyaannya sangat serius, namun entah mengapa pada saat tersebut saya ingin menjawab dengan santai. Sampai sekarang, karena diskusi ringan tersebut, saya dan si penanya menjadi kawan baik, namanya Sahid Casimiro, seorang Muslim dari Legazpi, Propinsi Albay.

Sahid: Kenapa Jakarta sebegitu macetnya? Saya kesana tahun 90-an, dan kemacetan tidak seperti sekarang.

Saya jawab ringan: Karena orang Jakarta tambah kaya.

Jawaban itu memang sederhana, singkat, dan mengundang tawa pada waktu itu, namun mengandung makna yang benar. Membeli mobil tentu butuh uang banyak, bahkan untuk membayar DP-nya, dan angsurannya. Saya sampai sekarang belum mempunyai mobil hasil dari kantong sendiri, dan saya masih menganggap bahwa harga mobil jauh diluar jangkauan kantong saya.

Image by Buzrael at Flickr

Saya masih ingat ketika masih kecil, Jalan Kaliurang di Yogyakarta adalah jalan yang sangat sepi, dan mobil yang lewat, kalau tidak bis Baker, juga tesyen (station wagon). Pernah ketika jam kelas sedang kosong, saya yang kurang kerjaan menghitung jumlah mobil yang lewat, dan dalam satu jam tidak lebih dari 5 mobil.

Kalau sekarang ternyata penjualan mobil naik secara dramatis, suka tidak suka, kita harus jujur bahwa kemakmuran masyarakat juga naik. Tiga hari lalu saya membaca di koran, bahwa penjualan mobil di Indonesia pada bulan September 2011 naik 62.4% YoY, dan perlu diingat, semua adalah mobil baru, dan mobil baru harganya ratusan juta.

Terlepas dari ketidakmampuan pemerintah menyediakan jalan yang memadai, terlepas dari kemacetan yang semakin parah, tapi kenaikan itu adalah bukti bahwa ekonomi sedang melaju kencang. Banyak yang meyakini, dalam 2-3 tahun ke depan, penjualan mobil di Indonesia akan mencapai 1 juta unit pertahun, dan mengalahkan market Thailand yang selama ini disebut sebagai Southeast Asia’s largest car market.

Satu hal lagi, begitu banyak pabrikan yang akan mulai membangun pabrik-pabrik perakitan mobil di Indonesia, bahkan China akan membangun pabrik Geely terbesar di dunia di luar China. Dan kalau ekonomi RI makin maju, pendapatan masyarakat naik, jumlah kelas menengah makin naik, bersiap-siaplah, tidak hanya Jakarta, tapi bisa jadi seluruh Jawa akan menjadi “lahan parkir” terpanjang di dunia.

 

Written for Good News From Indonesia by Akhyari Hananto

VN:F [1.9.11_1134]
Rating: 0.0/5 (0 votes cast)
VN:F [1.9.11_1134]
Rating: 0 (from 0 votes)

Popularity: 1% [?]

Share this Good News!
  • Print
  • Digg
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google Bookmarks
  • email
  • Reddit
  • Technorati
  • Twitter
  • Yahoo! Buzz
  • Tumblr
  • LinkedIn
  • MySpace

This post was posted by:

Akhyari - who has posted 870 posts on Good News From Indonesia.


Contact the author


One Response to “Antara Kemacetan dan Kemakmuran”

  1. Fitorio Leksono says:

    Hmm.. sepertinya saya adalah pihak yg berdoa hal itu tidak terjadi.

    Mobil pribadi adalah salah satu penemuan umat manusia yang terburuk selain senjata api.

    Banyaknya mobil pribadi = banyak bahan bakar terbuang = banyak polusi = banyak kemacetan = banyak waktu dan uang terbuang

    Kenapa tidak dialihkan ke trasportasi umum yg ideal?

    Mungkin harus dicari parameter kemakmuran masyarakat selain mobil, karena hal ini malah memacu konsumerisme terhadap mobil pribadi.

    VA:F [1.9.11_1134]
    Rating: 0.0/5 (0 votes cast)
    VA:F [1.9.11_1134]
    Rating: 0 (from 0 votes)

Trackbacks/Pingbacks


    Leave a Reply

    Design your own t-shirt at ooShirts.com!
    Parlemen Muda Indonesia

    GNFI’s Charity Project

    GNFI Channels


    ShoutMix chat widget

    counter
    Share

    Good News by Month

    Meta